Perpustakaan Nasional Memberikan Peran Penting dalam Perkembangan Literasi

Oleh: Rina Setyawatira, S.IPI


Pendahuluan

Dalam perkembagannya perpustakaan sudah menjadi acuan sebagai wahana wisata pendidikan di kalangan masyarakat, dan ini sesuai dengan Pasal 1 ayat 1 UU No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan menyebutkan bahwa “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karyacetak, dan/ atau karya rekam, secara professional dengans istem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Selain itu, pada pasaL 3  juga menyebutkan  bahwa ”Perpustakaan  berfungsi sebagai wahana pendidikan, pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdaskan dan keberdayaan bangsa”. Menurut UU tersebut sangat jelas perpustakaan merupakan salah satu tempat untuk untuk rekreasi sekaligus sebagai wahana pendidikan.

Hal ini selaras seperti yang dikemukakan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yaitu Bpk, Muhamaad Syarif Bando : “ Perpustakaan adalah BENTENG DEMOKRASI yang paling universal, karena mewakili jiwa, pemikiran, ilmu pengetahuan dan kebudayaan bangsa Indoensia sejak ribuan tahun silam untuk dipersembahkan bagi generasi muda saat ini dan untuk eksistensi peradaban bangsa Indonesia untuk jutaan tahun yang akan datang. Oleh karena itu, kita bertanggung jawab untuk menjaga,memelihara dan menjelaskan kepada seluruh dunia bahwa Bangsa Indoensia adalah bangsa yang sangat besar dengan PERADABAN TERBAIK DUNIA”.

Demgan demikian, sangat jelas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memberikan peran penting dalam perkembangan literasi di Indonesia dengan segenap tantangan yang dihadapi dan sebisa mungkin Perpusnas selalu membantu untuk memneuuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, guna untuk menyukseskan program literasi di setiap tahunnya. Tanggal 17 Mei diperingati masyarakat Indonesia sebagai Hari Buku Nasional (Harbuknas) dan Hari Ulang Tahun Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI ke-42, dua momen literasi yang dirayakan setiap tahunnya ini bisa memberikan semangat dan motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan gemar membaca.

Kendala Dalam Menciptakan Gerakan Membaca

Dewasa ini, kita sadar bahwa tingkat minat membaca masyarakat yang masih rendah dapat memicu keterpurukan bagi bangsa Indonesia di masa mendatang. Membaca merupakan kegiatan penting dalam kehidupan, mengingat semua aspek di dalam kehidupan dewasa ini selalu melibatkan kegiatan membaca di dalamnya. Untuk menumbuhkan kembali minat membaca, harus dimulai dari lingkungan seseorang minat membaca. Minat membaca masyarakat Indonesia yang masih rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diiantaranya kurangnya fasilitas perpustakaan merupakan salah satu penghambat untuk membaca. Juga kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan

Membaca merupakan kegiatan penting dalam kehidupan, mengingat semua aspek di dalam kehidupan dewasa, ini selalu melibatkan kegiatan membaca di dalamnya. Beberapa kendala yang sering dihadapi oleh kita sebagai bangsa Indonesia dan harus kita prangi untuk menciptakan gerakan Indonesia memkbca, sebagai berikut:

1. Minimnya bahan bacaan yang menarik kepuasaan bagi pembaca.

2. Budaya malas membaca yang telah mengakar di kalangan masyarakat.

3. Daya beli buku yang masih rendah karena kurangnya pemerataan tingkat perekonomian di kalangan masyarakat.

4. Sistem pendidikan yang kurang memberdayakan peprustakaan dan minimnya perhatian Pemerintah terhadap pendidikan formal maupun non formal.

Perkembangan Literasi dalam Satu Dekade

Selama satu decade lebih ini, saya merasa ada perkembangan yang signifikan dalam perkembangan literasi di Indonesia. Hal ini menyambung padat ulisans aya di Media Pustakawan Vol. 16 No 1 dan 2 Agustus 2009 yang berjudul “ Kondis iMinat Baca di Indonesia” (https://ejournal.perpusnas.go.id/mp/article/view/904), di saat itu saya beropini betapa masih rendahnya minat baca masyaraka Indonesia. Keadaan ini sudah sangat berbeda di saat saya bekerja di Perpustakaan Nasional yang berada di Jalan Merdeka Selatan pada tahun ini.

Menurut data di lapangan minat baca di Indonesia sangat rendah berdasarkan hasil riset UNESCO menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia hanya mencapai 0,001persen. Data tersebut benar adanya bila dibandingkan dengan dunia, tapi setidaknya sudah ada perubahan sedikit demi sedikit. Hal ini ditunjukkan adanya kenaikan signifikan, tebukti dengan adanya pemustaka yang jumlahnya sangat fantastis dalam mengunjungi Perpustakaan Nasional RI. Gedung Perpustakaan Nasional yang berlokasi di Jalan Merdeka Selatan beroperasi sejak tahun 2017.

Seiring berjalannnya waktu minat baca dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pertumbuhan penduduk, faktor kebutuhan dan faktor hobi. Sebenarnya bangsa Indonesia pada dasarnya sama dengan bangsa lain, bukanlah bangsa yang tidak suka membaca ataupun terlalu suka membaca. Pada dasarnya, kegemaran membaca itu harus dididik, harus ditanamkan sejak usia dini, sejak mereka masih kanak-kanak, ketika masih duduk di sekolah, sejak dari taman kanak-kanak, sekolah dasar sampai sekolah lanjutan. Untuk menanamkan kegemaran membaca pada anak-anak mutlak harus memberi kesempatan kepada mereka dipupuk sejak usia dini, sehingga sesudah dewasa mereka menganggap buku sebagai salah satu kebutuhan hidupnya sehari-hari yang tidak dapat ditinggalkan

Masalah pembinaan minat baca ini menurut hemat saya ditangani oleh pemerintah, yang berskala nasional yang pada gilirannya akan menyangkut dan akan menentukan eksistensi bangsa Indonesia sendiri secara keseluruhan. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berakrab dengan buku-buku bagi mereka dengan senyaman mungkin. Artinya tugas pemerintah memberikan fasilitas perpustakaan yang nyaman untuk masyarakat. Terbukti Perpustakaan Nasional yang berlokasi di jalan Merdeka Selatan sudah memberikan fasilitas yang sangat nyaman kepada masyarakat.

Fasilitas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Perpustakaan Nasional kini hadir memberikan fasilitas dan akses kemudahan bagi pemustaka yang haus akan kebutuhan informasi bacaan. Peprustakaan Nasional yang terletak di Jalan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta Pusat ini memiliki dua puluh empat (24) lantai.

1. Lantai 1, yaitu merupakan lobby hall dan display, serta menyediakan layanan untuk penitipan tas, pemustaka sebelum menuju ke tempat penelusuran informasi harus menintipkan tas di loker yang telah disediakan dan petugas memberikan tas Perpusnas untuk menaruh barang-barang berharga. Selain itu, terdapat juga layanan pengembalian buku di mesin APM (Anjungan Peminjaman Mandiri) dengan mesin tersebut pemustaka bisa mengembalikan buku dalam waktu 1x24 jam kecuali hari libur nasional.

2. Lantai 2, yaitu merupakan layanan keanggotaan. pendaftaran keanggotaan dapat dilakukan secara onsite dan online. Secara onsite pemustaka dapat datang langsung ke gedung layanan Perpustakaan Nasional RI lantai 2. Secara online, pemustaka dapat melakukan pendaftaran melalui menu keanggotaan Online Perpusnas (K-OL) yang tersedia pada website Perpustakaan Nasional RI (perpusnas.go.id) atau dapat mengakses tautan berikut: keanggotaan.perpusnasn.go.id/daftar.aspx Pencetakan kartu anggota dilakukakn secara langsung meskipun pemustaka melakukannya secara online melalui keanggotaan.perpusnas.go.id yang dapat diakses dari mana saja sebagai aplikasi informasi layanan peminjaman koleksi onsite pemustaka. Kartu anggota saat ini menggunakan Nomor Induk Kepegawaian (NIK) sehingga bisa saling terintgrasi, dan pemustaka diharapkan untuk mengupgrade kartu yang lama dengan kartu yang baru di lanti 2.

3. Lantai 3, merupakan layanan kunjungan dan tur perpustakaan, Layanan di lantai ini memberikan pengalaman lebih dalam menjelajahi rumah peradaban bangsa dan ilmu pengetahuan. Pemustaka akan diajak berkeliling oleh pustakawan baik itu secara online maupun onsite dengan tujuan pemustaka bisa merasa lebih dekat dan mengetahui semua layanan di Perpustakaan Nasional RI. Pemustaka akan diberikan bimbingan berupa pendaftaran keanggotaan, bimbingan penggunaan layanan perpustakaan digital (iPusnas, Indonesia One Search, e-Resources), dan bimbingan penelusuran informasi melalui OPAC. Fasilitas yang terdapat di lantai ini terdiri dari ruang penyambutan, tour guide (pemandu), pemutaran video profil gedung fasilitas layanan Perpustakaan Nasional RI dan souvenir

4. Lantai 4,  yaitu Layanan Pameran dan Promosi Perpustakaan Dalam Negeri, di lantai ini menyelenggarakan pameran tematik tentang hari besar nsional tertentu di plasa lobi lantai 1. Selain itu, layanan ini juga memberikan kesempatan bagi pemustaka atau pihak luar yang ingin meneyelenggarakan pameran di Perpusnas secara gratis. Fasilitas yang terdapat di lanati ini anatra lain: area pameran lantai 4 atau yang biasa disebut dengan plasa lobi lantai 1 dan disediakan partisi dan standing frame untuk memajang foto atau lukisan bahan pameran dan tidak ketinggalan pula di lantai ini juga mendeiakan fasilitas kantin dan koperasi.

5. Lantai 6, merupakan data center dan tersedia Mushalla

6. Lantai 7, merupakan layanan anak dan layanan disabilitas. Lantai 7 ini terbagi menjadi dua (2) yaitu 7A merupakan layanan anak dan 7B untuk penyandang disabiltas. Pelayanan untuk penyandang disabilas di 7B kolesksi yang dibutuhkan oleh pemustaka akan dicarikan oleh petugas. Layanan unggulan yang terdapat di 7A yaitu storytelling dan aplikasi smartbee yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca pada anak dan untuk mengembangkan kinerja otak untuk bisa berpikir kreatif dalam menghadapi soal-soal da yang harus dijawab oleh anak. Fasilitas yang terdapat di lantai 7A ini yaitu loker penyimpoanan, ruang laktasi untuk ibu menyusi, pojok permainan edukasi dan panggung kreasi anak.

7. Lantai 8, merupakan lantai audio visual, teater studio musik

8. Lantai 9, merupakan Layanan Naskah Nusantara (Naskah Kuno). Koleksi Perpusnas dalam mengumpulkan naskah kuno sudah dimulai sejak berdirinya Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) pada tahun 1778. Perpustakaan Nasional RI ini berdiri pada tanggal 17 Mei 1980, maka koleksi naskah kuno yang berada di Museum Nasional diserahkan kepada Perpustakaan Nasional tahun 1989. Semua koleksi naskah kuno disusun berdasrkan bahasa dan inisial nama kolektor naskahnya (misal ML untuk naskah Melayu, SD untuk naskah Sunda, dan A untuk naskah Arab, dsb, sedangkan untuk naskah yang berdasarkan nama kolektor ialah: Br singkatan dari Brandes, CS singkatan dari Cohem Stuart, W singkatan Von de Wall dll). Perpusnas saat ini menyimpan 12.217 naskah yang ditulis dalam beberapa aksara seperti aksara Arab dan berbagai bahasa daerah dan mengandung beberapa subjek diantaranya keagamaan, sejarah, sastra, bahasa, pengobatan, arsitektur dan tata kota, kesenian, teknologi, pertanian dan lainnya.Naskah kujno tersebut dibedakan menjadi dua kelompok yaitu naskah kertas dan non kertas. Prosentase naskah kertas lebih dari 80% yang terbuat dari bahan kertas lokal dan impor dan terbagi lagi menjadi dua yaitu naskah kertas berjilid dan naskah kertas lepas. Prosentase untuk naskah non kertas tidak kurang dari 20% dan berasal dari bahan seperti lontar, gebang (nipah), bambu, dan kulit kayu. Lantai 10, merupakan layanan monograf tertutup yang tidak dilayankan dan merupakan koleksi tandon

9. Lantai 10, merupakan penyimpanan layanan koleksi deposit/tandon, sistem layanan tertutup dan koleksi tidak dilayankan. Ruang baca untuk koleksi deposit/tandon ini berada di lantai 12

10. Lantai 11 merupakan layanan mongraf tertutup dan terdapat koleksi buku terbitan lama mulai dari 15 sampai 20 tahun kebawah dari tahun saat ini, dan sebagian koleksi monograf tertutup ini ruang bacanya terletak di lantai 12A, sebagian koleksi ini sudah bisa dipinjam.

11. Lantai 14, merupakan layanan buku langka, layanan buku langka ini mengggunakan sistem layanan tertutup, sehingga pemustaka tidak dapat mengambil langsung koleksi yang diinginkan, akan ttapi diambilkan oleh pustakawan di lantai 14 ini. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Layanan Buku langka, dapat menghubungi pustakawan kami melalui email koleksibukulangka@perpusnas.go.id. Sebagian besar koleksi buku langka ini terbit pada masa penjajahan kolonial Belanda dan ditulis dalam bahas Belanda. Selain itu koleksi buku langka ini terdiri dari:

1. Buku-buku abad ke-18 dalam berbagai disiplin ilmu;

2. Kumpulan ilustrasi tentang masyarakat dan kebudayaan Indonesia masa lalu;

3. Disertasi berbahasa Belanda tahun 1830-1940;

4. Koleksi tentang Sukarno berupa biografi,  autobiografi, dan kumpulan pidato;

5. Koleksi ster atau bintang, mempunyai keunikan tersendiri karena berukuran besar dan sebagian dilengkapi dengan ilustrasi dan foto yang menarik tentang budaya dan masyarakat Indonesia pada masa kolonial;

6. Koleksi Varia yaitu koleksi berupa ilustrasi yang terdapat pada lembaran lepas yang terkumpul dalam portepel dan kotak karton yang berisi berbagai macam gambar atau lukisan tangan (sketsa) tentang kota-kota di Indonesia pada masa lalu;

7. Literatur sekunder berupa katalog terbitan tahun 1900-an dalam bahasa Belanda; Koleksi deposit kolonial Belanda

12. Lanati 15, merupakan layanan rujukan (referensi), layanan koleksi rujukan menyediakan koleksi dengan subyek yang luas mulai dari teknologi informasi hingga koleksi dengan subyek geografi sejarah, juga menyediakan koleksi laporan penelitan tesis serta disertasi. Selain itu di lantai ini juga memberikan konsultasi secara personal untuk pencarian sumber informasi seperti e-resources, Indonesia Onesearch, Khastara, iPusnas dll. Pada lantai 15 ini terdapat ruang baca ditempat mandiri maupun kelompok, yang dilengkapi dengan saluran elektronik, koleksi yang yang terdapat di lantai ini diantaranya ensiklopedia, kamus, almanak, handbook statistisk, prosidin, karya tulis dan lain-lain.

13. Lantai 16, merupakan layanan foto, peta dan lukisan dan system pelayanannya akses layanan tertutup. Koleksi yang terdapat di lantai 16 ini adalah sebagai berikut:

1. Koleksi Foto

Dalam perkembangannya koleksi foto di Perpusnas adalah hasil dari reproduksi koleksi buku langka, majalah langka sampai mendapat koleksi foto hibah dari Yayasan Idayu dan IPPHOS. Yayasan Idayu merupakan yayasan yang bergerak dibidang perpustakaan, dokumentasi dan ceramah yang didirikan oleh para tokoh proklamator pada tahun1974, sedangkan IPPHOS adalah merupakan  kantor berita foto pertama di Indonesia yang didiri kantanggal 2 Oktober 1946. Koleksi di lantai ini antara lain foto-foto Presiden Soekarno dalam berbagai kegiatan yang belum pernah dipublikasikan dan juga kegiatan masyarakat pada masa itu samapai masa pemerintahan Presiden Sooeharto.

 

 

2. Koleksi Peta

Koleksi yang dimiki oleh Perpusnas antara lain koleksi peta-peta kuno dan langka sampai peta pada masa sekarang, yang meliputi peta topografi, geologi, kemampuan tanah, pertambangan, pertanian, sejarah dan peta 3 dimensi. Disamping itu, koleksi peta Perpusnas antara lain berasal dari berbagai Negara yaitu Italia, Spanyol, Portugal, Belanda dan Ameika Serikat serta terbitan peta baru berasal dari Badan Informasi Geospasial (BIG).

3. Koleksi Lukisan

Koleksi lukisan Perpusnas merupakan reproduksi lukisan arkeologi Indonesia, seperti candi, patung, keris dan sebagainya dan merupakan hadiah dari Perpustakaan Nasional Inggris (The British Library) yang diberikan kepada PerpustakaanNasioanl RI tahun 1995 dan aslinya masih disimpan di Ingggris.

14. Lantai 19 merupakan layanan multimedia guna memenuhi kebutuhan pemustaka untuk mendapatkan informasi digital. Layanan multimedia ini memberikan fasilitasw kepada pemustaka untuk dapat berselancar dan menjelajahi dunia maya (internet) dengan menyediakan perangkat dan fasil;itas untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi guna mendapatkan informasi yang lebih banyak dan luas. Layanan multimedia memiliki 2 jenis layanan yaitu layanan multimedia berbasis komputer dan layanan multimedia berbasis wifi. Pemustaka akan dijamin merasa senang dan nyaman karena fasilitasnya dengan menyediakan 101 unti komputer dengan akses internet super cepat yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka secara gratis, ruang wifi yang nyaman dilengkapi dengan tempat duduk sofa atau lesehan dilengkapi dengan saklar listrik disetiap meja, ruang diskusi kelompok yang memuat maksimal 12 orang dan dilengkapi dengan papan tulis dan saklar listrik.

15. Lantai 20, terbagi menjadi dua yaitu 20 A adalah layanan koleksi mancanegara yang terdiri dari terbitan dalam dan luar negeri yang mencakup negara-negara )termasuk kota), benua, samudera dan dunia yang terkait dalam bidang politik, ekonomi, budaya, sejarah, seni dan tokoh. Subjek koleksi yang tersedia antara lain buku traveling, arsitektur, kota dan, makanan tradisional, panorama pemandangan alam dan topic lainnya. Lantai ini memiliki pojok khusus atau yang biasa kita kenal dengan sebutan “corner” yaitu koleksi suatu negara yang bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional. Misalnya Window on Korea yaitu pojok khusus yang berisikan dengan tema kebudayaan Korea dan berada di ruangan tersediri. Selain itu, terdapat Kazakstan Corner Abai Qunanbayuly adalah pojok khusu tentang koleksi di suatu Negara Kazakstan yang berisikan tentang kebudayaan, bahasa dan lain-lain. Sedagkan di lantai 20 B adalah

16. Lantai 21 dan lantai 22 merupakan layanan mongraf terbuka dan biasanya pemustaka mencari koleksi secara mandiri di katalog online sebanyak 6 unit yang telah disediakan di lantai 21 dan 5 unit di lantai 22. Apabila pemustaka ada kesulitan dalam pencarian koleksi ,maka akan dibantu oleh pustakawan di lantai 21 maupun lantai 22. Koleksi yang dimiliki di lantai 21 ini merupakan koleksi yang mutakhir dari terbitan 2010 keatasdan di lantai 21 terdapat koleksi mulai dari kelas 000 s/d 400 dan di lantai 22 mulai dari kelas 500 s/d 900. Selain itu, di lantai 21 dan 22 disediakan juga mesin APM (Anjungan Peminjaman Mandiri), mesin ini berfungsi untuk pemustaka yang sudah terbiasa meminjam buku di Peprustakaan Nasional RI.

17. Lantai 23 layanan majalah, sistem pelayanan di lantai 23 ini dalah sistem tertutup dan terdiri dari koleksi majalah dan jurnal yang sudah terjilid dan terdiri dari koleksi majalah lama yang terbit d Indonesia dan luar negeri, sedangkan jurnal terdapat jurnal lama terbitan Indonesi dan luar negeri. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Layanan Majalah Terjilid, dapat menghubungi pustakawan kami melalui email materjilperpusnas20@gmail.com..

18. Lantai 24 adalah layanan koleksi dan pagelaran budaya nusantara, di lantai ini merupakan salah satu layanan yang dimiliki oleh Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Nusantara yang melayani koleksi mongraf mengenai seluruh kebudayaan Indonesia yang berjumlah 4.845 judul koleksi dan dilengkapi dengan fasilitas executive lounge, ruangbaca, ruang diskusi dan toilet. Koleksi kebudayaan Indonesia terdiri dari tujuh unsu yaitu:

1. Unsur kesenian berjumlah 2.764 judul koleksi;

2. Unsur organisasi social terdiri dari 1.229 judul koleksi;

3. Unsur bahasa berjumlah 137 judul koleksi;

4. Unsur mata pencaharian berjumlah 112 judul koleksi;

5. Unsur religi yang berjumlah 49 judul koleksi;

6. Unsur pengetahuan alam yang berjumlah 432 judul koleksi;

7. Dan yang terakhir adalah unsur koleksi peralatan hidup yang berjumlah 122 judul koleksi

Penutup

Membaca sangat penting bagi kehidupan, akan tetapi pada kenyataannya bahwa banyak sebagian orang belum bisa menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan. Hal itu dikarenakan mereka belum menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan atau buaya. Minat membaca sebagai suatu kebutuhan atau budaya. Minat membaca tidak hadir dengan sendirinya, tetapi memlainkan terlahir dari motivasi diri sendiri dalam membudayakan membaca. Jadi, sekarang kita perlu menyadari bahwa informasi dan ilmu pengetahuan banyak tersimpan dalam bahan bacaan. Oleh karenaitu, tidak berlebihan jika ada peribaha yang mengatakan bahwa buku tidak adalah gudangnya ilmu atau perpustakaan adalah jantungnya ilmu pengetahuan. Sangat jelas bahwa peran perpustakaan sangat penting dalam meningkatkan budaya baca karena di era saat ini perpustakaan hadir sebagai wisat edukasi. Dalam rangka ualng tahun Peprustakaan Nasional RI yang ke 42 pada tahun ini sberupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan guna memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Semoga Perpusnas selalu bisa memberikan yang terdepan dalam pemberian informasi sebagai kebutuhan rekreasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, sukses dan maju terus untuk Peprustakaan Nasional Republik Indonesia.

 

Daftar Pustaka

Idris, Meity H., Izul Ramdani. “Menumbuhkan Minat Baca pada Anak”. Jakarta: Luxima, 2014

MuchsinKalida., Moh. Mursyid. “Gerakan Literasi Mencerdaskan Negeri”. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014

Akmal. “Literasi Tanpa Batas”.Deeppublish, 2019

Ermanto, Keterampilan Membaca Cerdas. Depok: Rajawali Pers, 2019

https://dispusip.pekanbaru.go.id/perpustakaan-sebagai-wahana-pendidikan/

https://www.perpusnas.go.id/

https://pujasintara.perpusnas.go.id/buku-langka/

Berbagai sumber informasi dari brosur di setiap layanan