Perpustakaan hadir demi martabat bangsa adalah slogan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) tahun 2025. Frasa ini dipakai oleh Perpusnas sebagai visi perpustakaan dalam mengukuhkan jati diri dan fungsi perjuangan untuk turut berkontribusi mewujudkan cita-cita kemerdekaan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Frasa ini juga digunakan untuk mengubah cara pandang terhadap perpustakaan yang disebut sebagai gudang buku menjadi rumah peradaban yang menjaga memori kolektif suatu bangsa.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan kegiatan pameran sebagai wahana mengingat kembali perjalanan yang telah dilalui, prestasi yang telah diukir, serta pengalaman berharga yang digunakan untuk pijakan kemajuan di masa depan. Pameran virtual yang mengambil tema Lini Masa Perpusnas ini akan membawa pengunjung menapaki jejak langkah para enam Kepala Perpusnas yang telah mendedikasikan diri untuk memajukan perpustakaan dengan visi dan sumbangsih unik yang membentuk karakter khas di masing-masing masa kepemimpinan. Gedung layanan di Jalan Medan Merdeka Selatan yang mendapat penghargaan sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia menjadi titik fokus/sorotan dalam pameran ini. Gedung megah yang menjulang tinggi di pusat ibukota ini bukan hanya simbol kebanggaan bangsa, tetapi juga wujud komitmen Indonesia dalam membangun peradaban berbasis ilmu pengetahuan.
Pameran ini juga menampilkan naskah-naskah langka yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Memory of the World. Koleksi ini adalah saksi bisu peristiwa-peristiwa penting, cerminan kearifan lokal, dan bukti kekayaan intelektual bangsa. Melalui pameran ini, pengunjung dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang sepak terjang Perpusnas—prestasi, tantangan, dan perannya yang terus berkembang—sebagai pilar peradaban bangsa yang tak pernah berhenti menjaga memori, mengukir prestasi, dan melayani masyarakat.